09 Mei, 2008

ati- ati kalow bicara ..

Hati- hati kalau bicara teman,
hati- hati kalau memberi saran,
hati- hati juga kalo bertanya,... nah kenapa juga hati- hati?
Jawabnya bisa anda duga, karena belum tentu yang ditanya suka (baca : tidak tersinggung) dengan kalimat ato pertanyaan yang kita ajukan.

Tadi pagi cek milis, seorang ibu cerita tentang hari- hari pertamanya menjadi seorang ibu. Ia mudik dan melahirkan di kota asal, dekat dengan orang tua.
Alasannya, menjadi orang tua dan memiliki bayi adalah pengalaman yang benar- benar baru dan ia pikir tidak akan mudah dijalani di Kota Jakarta sebagai perantau dan tidak punya sanak famili untuk dimintai bantuan.

Apa yang didapat? Benar, dapat bantuan tenaga untuk mengurus sang bayi, tapi si ibu ternyata dapat siksaan batin. Apa pasal? ah ya, sanak famili dan tamu- tamu datang silih berganti, menjenguk dan merayakan kelahiran si kecil ke dunia.
Suka cita sekali, dan saking suka citanya, tanpa diminta para tamu begitu rajin memuntahkan nasihat dan saran bagaimana mengurus bayi sampai nasihat merawat diri sebagai perempuan (baca : supaya gak ditinggalin suami, cuapeee deeh.. mendadak seorang istri yang menjadi ibu amat rentan ditinggalin suami karena perubahan alam terhadap "onderdil dalam" dan kemolekan tubuh gadisnya. halaaah!)
Sang ibu bosan, jengkel dan marah, tapi kemarahan tidak bisa ia tunjukkan.
Pahami, ia ibu baru, sedang beradaptasi dengan ritme hidupnya yang baru, belajar mengenali arti tangisan sang bayi, belajar bagaimana merawat sang bayi, memandikannya, menyusui, mengganti popok, membedong. Tambahan pula sang suami bekerja di Jakarta, cuti habis dan kembali ke ibukota 1 minggu setelah si kecil lahir. Ia sendirian.

ah, sesungguhnya hari- hari pertama menjadi ibu terasa amat "penuh" dan cukup membingungkan. Si ibu baru mencoba bernafas dan mengambil jeda, tapi para tetamu (yang mungkin sesungguhnya berniat baik) begitu sibuk memberi perhatian dan saran- saran, dan akhirnya malah terdengar sebagai kalimat bernada sok tau dan menakut- nakuti sehingga mereka tidak melihat (atau tidak perduli?) bahwa sang ibu sudah muak dan merasa amat terganggu. Perasaan jengkelnya rupanya masih tersimpan, dalam email si ibu menulis, anak kedua akan ia lahirkan di DKI tercinta saja!!! Jauh dari hiruk pikuk sanak keluarga yang malah bikin mumet dan emosi jiwa, hihihiiiii... balas dendam judulnya!

Jadi teman, kalo anda lagi kepengen memberi nasihat, biasakan lihat- lihat situasi dulu. Bisa jadi, teman yang ingin anda nasehati not in good mood, hasilnya bukannya ngebantu malah bikin bete.
Dosa tauuuk bikin bete orang! hohohoooo..

Eitt, saya belom selese cerita. Masih tentang "mulutmu harimaumu".
Baca di sebuah blog, sang empunya seorang wanita, berumur 30an dan ya .. masih lajang.
Eng ing eng, seperti yang bisa diduga, "KAPAN KAWIN!!" (pake tanda seru loh ya:P) adalah pertanyaan wajib di acara keluarga. Sang empunya, sudah kebal, dan punya kalimat andalan "Ya, dongakke wae", sambil mesem- mesem.
Habis mau bagaimana lagi, kalau belum nemu "calon bapaknya anak- anak", mo kawin ma siapa coba?!?
Emang mau kawin sama kambing?!!
.. macam iklan seluler sajah, ^_^.

Beban status lajang ternyata tidak boleh ia pikul sendiri, orang tuanya harus kena getahnya. Kalimat sindiran "Belum bercucu" bisa sontak membuat ayahnya terdiam, mengganti binar bangga yang tadinya ada ketika si ayah menceritakan karir dan prestasi akademis si empunya blog.
Saya tercenung membacanya dan bisa merasakan kegusaran sang empunya blog.
2 beban! Mencari pasangan hidup dan suami aja udah urusan yang njelimet, eh harus ada tambahan kesedihan melihat orang tuanya disindir sanak famili.
Yang terakhir, sebenarnya tidak perlu ada seandainya kita pandai menjaga mulut dan lidah ..
(dan sayang kita jarang sekali pandai menjaga mulut dan lidah)


Sudahlah teman, pikir dulu sebelum bicara.
Apalagi jika bicara dengan orang- orang dalam lingkungan terdekat (pacar, keluarga, sahabat), karena kalimat kita akan menyakiti mereka bisa jadi 2x lebih sakit, jika diucapkan orang- orang yang tidak begitu karib.

Setujuuuuuuuh ...?????????

Tidak ada komentar: